Wakil Ketua Komisi IV DPR Firman Subagyo menilai kekeringan di Amerika Serikat hanya pembenaran bagi sekelompok orang untuk menaikkan harga kedelai di Indonesia.
Menurut Firman ada kelompok kartel yang kuasai pasar kedelai di Indonesia. Dan kelompok kartel itu selalu memanfaatkan waktu menjelang Lebaran dan Ramadan untuk memainkan harga kedelai.
"Kepada kelompok kartel itu, seolah-olah negara tidak berdaya," kata Firman dalam jumpa pers di Fraksi Golongan Karya DPR, Jakarta, Jumat (27/7). Karena kondisi itu, kata Firman, partainya mempunyai pemikiran agar Indonesia tak bergantung pada impor kedelai.
Sebab, menurut Firman, dengan sistem perdagangan yang liberal Indonesia tergerus. Padahal, dalam Undang-undang Dasar 1945 tertulis negara menjamin sumber pangan, sandang masyarakat. "Tapi semua bahan pangan kita bergantung pada impor," tutur Firman heran.
Keijakan pemerintah yang menurunkan bea masuk atas barang kedelai juga dikritik Firman. Sebab, menurut dia, kebijakan seperti itu tak akan menguntungkan petani. Tapi, kelompok kartel.
Dengan begitu, lanjut Firman, negara mesti memikirkan sebuah lembaga baru dan mandiri untuk mengurus soal pangan khususnya kedelai itu. Lembaga itu nantinya mirip dengan kewenangan Bulog pada era Orde Baru. "Tapi memang jangan kayak Bulog kayak dulu. Impor bukan solusi. Tapi musibah," ucap Firman tegas.
Browse: Home > Kenaikan Harga Kedelai Diduga Permainan Kelompok Kartel
0 Comments:
Posting Komentar