Info Bisnis Indonesia Headline Animator

Info Bisnis Indonesia

Info Bisnis Indonesia
submits you website Click In Here
" Distributor Pulsa Isi Ulang Tronik "
...Termurah & Terpercaya...

Kami
adalah mitra bisnis Authorized Dealer voucher elektrik sebagai distributor penjualan pulsa isi ulang / voucher elektrik GSM & CDMA termurah dengan sistem pengisian pulsa melalui teknologi sms sejak tahun 2006
  • Menyediakan Produk Voucher Elektronik dengan sistem satu deposit untuk pengisian multi operator (All Operator)
  • Transaksi langsung ke server (multi server) sehingga dapat dilakukan 24 jam non stop setiap hari secara realtime berbasis SMS Top Up, menggunakan engine otomatis


Miranda Bantah Bagikan Cek Bersama Nunun


Miranda Swaray Goeltom membantah telah membagikan cek perjalanan dalam pemilihan dirinya sebagai Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) ke sejumlah anggota DPR periode 2004-2009. Pembagian itu dilakukan bersama Nunun Nurbaetie. "Saya tidak pernah bekerja sama dengan Nunun soal pemilihan itu," katanya di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Kamis 12 Mei 2011.

Miranda menegaskan dirinya telah disumpah untuk memberikan keterangan, sehingga siap dikonfrontasi dengan Nunun terkait dugaan keterlibatannya dalam kasus penerimaan cek perjalanan tersebut. Ia lagi-lagi menegaskan tidak mengenal dekat Nunun secara personal, tapi pernah bertemu empat tahun lalu di kantornya. Juga di sejumlah forum sosialita.

Miranda mengetahui namanya disebut terkait kasus penerimaan cek perjalanan saat dirinya terpilih sebagai Deputi Gubernur Senior BI tahun 2004 melalui pemberitaan media massa. "Saya mengetahui kasus (penerimaan cek perjalanan) melalui surat kabar pada Juli 2008," ujar Miranda seraya menambahkan berita itu berdasarkan pengakuan salah seorang tersangka penerima cek, Agus Condro Prayitno.

Sebelumnya, KPK menangani dugaan kasus praktek suap saat pemilihan Deputi Gubernur Senior BI periode 2004 yang akhirnya dijabat Miranda Gultom. Kasus ini menyeret 26 anggota DPR Komisi IX periode 1999-2004 sebagai tersangka penerima cek perjalanan.

Stumble
Delicious
Technorati
Twitter
Digg
Facebook
Reddit

Miranda dan Kisah Sosialita Bersama Nunun


Miranda Swaray Goeltom, eks Deputi Senior Gubernur Bank Indonesia (BI), menjalin hubungan dengan Nunun Nurbaetie melalui acara-acara fashion show dan sosialita.

Nunun yang juga istri mantan Wakil Kapolri Adang Daradjatun itu diduga membantu melancarkan upaya Miranda lolos dalam pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia di DPR.

"Saya bertemu dia di acara fashion show dan sosialita," kata Miranda saat memberi kesaksian di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Kamis, 12 Mei 2011.

Miranda menegaskan hal itu ketika ditanya hakim soal bagaimana dia mengenal Nunun Nurbaetie, Direktur Utama PT Wahana Esa Sejati. Hakim dan jaksa juga menanyakan bagaimana kedekatan hubungan antara dirinya dengan Nunun.

Menurut Miranda, selain bertemu dalam sosialita, ia mengaku mengenal sosok Nunun lantaran anaknya bersekolah di tempat yang sama dengan anak Nunun, yaitu di San Fransisco. "Anak saya waktu sekolah di situ (San Fransisco). Saya mengunjungi dan anak saya mengenalkan ini anak Nunun," kata Miranda.

Miranda menyangkal memiliki hubungan khusus dengan Nunun. Ia mengaku terakhir kali bertemu empat tahun lalu ketika Nunun ke kantornya bersama cucu dan susternya membicarakan pemilihan sekjen perkumpulan permainan bridge (Gabsi) di mana Miranda duduk sebagai ketuanya. "Saya kurang ingat, mungkin pernah pada waktu menawarkan sekjen Gabsi," ujarnya.

Dalam sidang itu Miranda membantah telah bersama Nunun membagikan cek perjalanan terkait pemilihan dirinya sebagai Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) ke sejumlah anggota DPR periode 2004-2009. "Saya tidak pernah bekerja sama dengan Nunun soal pemilihan itu," katanya.

Miranda menegaskan dirinya telah disumpah untuk memberikan keterangan, sehingga siap dikonfrontasi dengan Nunun terkait dugaan keterlibatannya dalam kasus penerimaan cek perjalanan tersebut.

Miranda mengetahui namanya disebut terkait kasus penerimaan cek perjalanan saat dirinya terpilih sebagai Deputi Gubernur Senior BI tahun 2004 melalui pemberitaan media massa berdasarkan pengakuan salah seorang tersangka penerima cek, Agus Condro Prayitno.

KPK menangani dugaan kasus praktek suap yang menyeret 26 anggota DPR Komisi IX periode 1999-2004 sebagai tersangka penerima cek perjalanan itu. Kasus cek pelawat mencuat atas pengakuan Agus Condro, bekas anggota DPR dari PDIP periode 2004-2009. Belakangan diketahui cek Rp 24 miliar itu diberikan sebagai bentuk dukungan dalam pemilihan Deputi Senior Gubernur BI Miranda S. Goeltom.

Hingga kini keberadaan Nunun, saksi kunci kasus ini, masih misterius. Adang Daradjatun, suami Nunun, pernah menyatakan istrinya punya penyakit ingatan.

Stumble
Delicious
Technorati
Twitter
Digg
Facebook
Reddit

Nunun - Miranda Ternyata Bersahabat


Seperti apa hubungan Nunun Nurbaetie dengan Miranda Swaray Goeltom sesungguhnya? Jika Miranda dalam kesaksiannya di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Mei lalu mengaku hanya kenal sepintas tapi tidak dekat, dibantah habis-habisan oleh Nunun. "Miranda - Nunun bukan hanya akrab, tapi bersahabat" kata Diarson Lubis, pengacara Nunun dalam percakapannya dengan Tempo, Kamis 29 Desember 2011.(Nunun Akhirnya Buka Kartu Miranda).

Karenanya, Miranda yang mantan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia ini terbilang sering ke rumah Nunun di kawasan Cipete. Bahkan, menurut Diarson, kepada penyidik KPK, Nunun membeberkan soal pertemuan Miranda dengan tiga politisi DPR di rumahnya.

Tiga orang itu bicara soal pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia pada 2004 lalu. Mereka adalah Paskah Suzetta, Endin J Soefihara dan Hamka Yandhu. "Pertemuan itu atas permintaan Miranda" kata Diarson. " Miranda minta diperkenalkan dengan anggota Dewan." (Siapa 4 Politikus yang dikenalkan Nunun ke Miranda).

Meski bertemu di rumahnya, kata Diarson, Nunun mengaku tak tahu isi pertemuan lanjutan. Soalnya, setelah pertemuan itu, Miranda bertemu anggota DPR lainnya. Termasuk dengan Ujhu Djuhaeri yang dikontak melalui telepon. Perkenalan Miranda dengan Ujhu itu juga atas bantuan istri mantan Wakil Kepala Polri, Adang Daradjatun, ini."Miranda yang minta diperkenalkan," ujar Diarson.

Nunun Nurbaetie merupakan tersangka kasus cek perjalanan pemilihan Deputi Senior Bank Indonesia. Pemilihan ini dimenangi Miranda. Nunun diduga berperan menyebarkan cek sebanyak 480 lembar senilai Rp 24 miliar kepada puluhan anggota DPR periode 1999-2004. Sebagian anggota DPR ini sudah dijatuhi hukuman pidana oleh pengadilan.

Mei 2011, Miranda mengaku mengenal Nunun sebatas teman pergaulan di kalangan sesama perempuan kelas atas. "Saya ketemu dia di acara fashion show sosialita-sosialita," kata Miranda.

Miranda, doktor bidang moneter lulusan Universitas Boston, juga mengaku mengenal sosok Nunun karena anak mereka bersekolah di tempat yang sama di San Francisco, Amerika. “Anak saya mengenalkan, ini anak Nunun," ujar Miranda.

Sekitar empat tahun lalu, Miranda menambahkan, Nunun pun pernah berkunjung ke kantornya di Bank Indonesia. “Seingat saya, dengan satu cucunya dan satu baby sitter-nya," kata Miranda lagi. (Lihat Miranda dan Kisah Sosialita Bersama Nunun).

Miranda pernah menyatakan hal yang sama ketika diperiksa penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi, Oktober tahun lalu. Meski mengaku berteman, saat itu pun Miranda membantah tudingan pernah meminta Nunun membagikan cek suap. “Saya tidak pernah menjanjikan memberi uang atau menjanjikan apa pun kepada siapa pun sebelum atau setelah pemilihan,” kata Miranda saat itu.

Stumble
Delicious
Technorati
Twitter
Digg
Facebook
Reddit

Nunun Minta Dikenalkan dengan Penerima Cek Pelawat


Komisi Pemberantasan Korupsi akan menggali semua informasi yang diberikan Nunun Nurbaetie dalam pemeriksaan Selasa, 27 Desember 2011 lalu. Termasuk di antaranya empat nama anggota Dewan Perwakilan Rakyat periode 1999-2004.

Dikabarkan Nunun memperkenalkan empat orang ini dengan Miranda Swaray Goeltom untuk membantu agar bisa menang dalam pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia pada tahun 2004. “Pokoknya semua informasi akan kita gali,” kata Ketua KPK, Abraham Samad, Kamis, 29 Desember 2011.

Abraham sendiri tidak memberikan keterangan secara lebih detil mengenai nama-nama yang dimaksud dengan alasan masih terkait dengan isi penyidikan kasus cek pelawat dengan tersangka Nunun Nurbaeti. Menurut Abraham, KPK tidak akan hanya terpaku pada nama-nama yang disebut Nunun saja. KPK akan terus menggali semua informasi agar memperoleh bukti-bukti yang lebih lengkap dan cukup. “Kami akan menggali dulu. yang jelas kita tidak berhenti pada Ibu Nunun saja,” kata Abraham.

KPK sendiri menetapkan Nunun sebagai tersangka pada bulan Mei 2011 atas tuduhan telah memberikan 480 lembar cek pelawat senilai Rp 24 miliar kepada sejumlah politikus anggota DPR periode tahun 1999-2004. Cek tersebut diberikan untuk memenangkan Miranda dalam pemilihan sebagai Dewan Gubernur BI Senior.

Cek pelawat ini kemudian diberikan dengan dibagi-bagi melalui tas-tas berwarna melalui empat orang, yaitu Dudhie Makmun, Endin Soefihara, Hamka Yandhu, dan Udju Suhaeri. Tersangka lain dari puluhan orang anggota Dewan telah menjalani hukuman penjara terkait kasus ini. Sedangkan, Nunun lebih dulu kabur pada bulan Maret sebelum ditetapkan sebagai tersangka.(lihat Kisah Cek Pelawat)

KPK sendiri berencana akan memeriksa lagi Miranda. Peran Miranda, seperti diungkapkan Agus Condro Prayitno, eks anggota Komisi Perbankan DPR dari PDI Perjuangan ini, terungkap dalam pertemuan di Hotel Dharmawangsa sebelum pemilihan.(lihat Miranda Sang Pengagas Pertemuan Darmawangsa). Agus menyebutkan peran aktif Ketua Fraksi PDI Perjuangan Tjahjo Kumolo dan Wakil Sekretaris Fraksi Panda Nababan untuk memenangkan Miranda. Panda dan Tjahjo berkali-kali menampik tudingan ini.

Pertemuan Dharmawangsa ini memang dirancang untuk ”menjodohkan” Miranda dengan Fraksi PDI Perjuangan. “Sebelumnya, saya tak kenal Miranda,” kata Agus Condro di rumahnya di Batang kemarin. Agus justru mengaku tak pernah berkenalan dengan Nunun. Menurut Agus, pengakuan Nunun tentang Miranda menjadi petunjuk baru.

Seiring dengan rencana KPK memanggil kembali Miranda, Mahkamah Agung menolak kasasi Panda Nababan dalam kasus cek ini. MA menjatuhkan hukuman sesuai dengan keputusan Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, yakni 1 tahun 5 bulan serta denda Rp 50 juta rupiah subsider tiga bulan kurungan.

"Kasasi Panda ditolak karena majelis memandang putusan judex factie telah benar dan tidak salah dalam menerapkan hukum. Keterangan para saksi di Pengadilan Tipikor bersesuaian dan ada hubungannya satu sama lain," kata Krisna Harahap, anggota majelis hakim, saat dihubungi kemarin. Namun, Panda menyatakan belum menerima pemberitahuan putusan ini. “Saya mengajukan PK (peninjauan kembali) segera setelah menerima surat resmi,” kata dia via telepon.

Stumble
Delicious
Technorati
Twitter
Digg
Facebook
Reddit

Keterangan Nunun Singkap Aktor Kasus Cek Pelawat


Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad mengakui hasil pemeriksaan tersangka cek pelawat Nunun Nurbaetie kemarin telah memberi harapan baru pengungkapan kasus itu. Dalam pemeriksaan itu setidaknya Nunun menjawab puluhan pertanyaan dari dua penyidik KPK.

Bahkan, menurut Abraham, keterangan baru Nunun kepada penyidik memberi petunjuk siapa aktor intelektual dalam kasus ini. Sejumlah orang yang disebut-sebut Nunun dalam pemeriksaan kemarin juga akan segera dipanggil untuk dimintai keterangan. "Orang-orang ini untuk sementara masih dirahasiakan, nanti dia bisa lari," kata Abraham, Rabu, 28 Desember 2011.

Abraham menyatakan KPK juga tidak dapat memberikan keterangan terkait dengan teknis pemeriksaan karena menjadi bagian dari strategi penyidikan. Teknis pemeriksaan ini, menurut Abraham, bisa saja berkaitan dengan alat bukti yang justru akan mempersulit proses penyelidikan selanjutnya."Nanti bisa jadi kacau," katanya.

Nunun sendiri sudah diperiksa di KPK sebagai bukti tidak adanya privilege terhadap istri Adang Daradjatun ini. Nunun sempat menjalani dua kali pemeriksaan sejak ditangkap di Bangkok, Thailand, 10 Desember lalu.

Pada pemeriksaan kemarin, Nunun dicecar dengan 19 pertanyaan oleh penyidik. "Total sudah ada 40 pertanyaan," kata pengacara Nunun, Mulyaharja.

Menurut Mulyaharja, kepada penyidik KPK, kliennya membeberkan perkenalannya dengan Miranda Goeltom, mantan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia. Bahkan Nunun memberikan keterangan, "Sangat mengenal Miranda."

Mulyaharja menambahkan, Nunun bahkan meminta kepada KPK agar diperkenalkan dengan anggota DPR penerima cek pelawat yang ada kaitannya dengan pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia itu.

Sejumlah saksi juga sudah diperiksa KPK untuk pemberkasan Nunun, yakni Udju Dhuhaeri, Hamka Yandhu, Paskah Suzetta, dan Agus Condro yang sudah menjalani pidana karena menerima cek pelawat terkait pemilihan DGS BI. KPK juga sudah meminta keterangan Ketua Komisi XI Emir Moeis.

Nunun ditetapkan sebagai tersangka pada awal tahun lalu. Ia disangka memberikan cek pelawat sebanyak 480 lembar senilai Rp 24 miliar ke sejumlah politikus Dewan Perwakilan Rakyat periode 1999-2004. Tujuannya agar mereka memenangkan Miranda Swaray Goeltom sebagai pemenang Deputi Gubernur Senior BI 2004.

Stumble
Delicious
Technorati
Twitter
Digg
Facebook
Reddit

Nunun Akhirnya Buka Kartu Miranda


Nunun Nurbaetie akhirnya membeberkan peran mantan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Miranda Swaray Goeltom dalam pemberian cek pelawat. Kepada penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi, Nunun yang menjadi tersanga kasus suap cek pelawat pemilihan itu mengaku bertemu Miranda beberapa hari menjelang pemilihan.

Dalam pertemuan itu, menurut Nunun, Miranda pernah meminta bantuan untuk memenangkan Pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia pada 2004 lalu. Dan hasilnya, Miranda pun kemudian terpilih sebagai pemenang.

"Ibu (Nunun) hanya memberikan keterangan kalau sebelum pemilihan Deputi Gubernur Bank Indonesia, MG pernah minta ibu NN (Nunun) agar diperkenalkan dengan anggota DPR untuk tujuan pemilihan DGBI tahun 2004," kata Mulyaharja, pengacara Nunun kepada Tempo, Rabu, 28 Desember 2011.

Pada saat pertemuan di antara keduanya itu yang digelar sebelum pemilihan, kata Mulyaharja, Miranda yang datang menemui Nunun di tempatnya. Namun Mulyaharja enggan membeberkan dimana pertemuan dan apa saja isinya. "Tanya saja kepada KPK," ujarnya.

Menurut Mulyaraharja, saat diperiksa Selasa kemarin, Nunun juga mengaku sangat mengenal Miranda. "Jadi hanya itu, keterangan lebih lanjut belum ada," katanya.

Pada pemeriksaan Selasa lalu yang ketiga kalinya, Nunun dicecar 19 pertanyaan oleh penyidik KPK. Total 40 pertanyaan telah diberikan penyidik selama tiga kali pemeriksaan Nunun pada 10, 12 dan 27 Desember 2011. (Lihat: Keterangan Nunun Singkap Aktor Cek Pelawat).

Nunun Nurbaetie merupakan tersangka kasus cek perjalanan pemilihan Deputi Senior Bank Indonesia. Pemilihan ini dimenangi Miranda Swaray Goeltom. Nunun diduga berperan menyebarkan cek sebanyak 480 lembar senilai Rp 24 miliar kepada puluhan anggota DPR periode 1999-2004. Sebagian anggota DPR ini sudah dijatuhi hukuman pidana oleh pengadilan.

Nunun ditangkap kepolisian Thailand di salah satu rumah kontrakan di Bangkok. Nunun dibawa pulang ke Jakarta dan sempat menghuni salah satu sel di Rumah Tahanan Pondok Bambu, Nunun dilarikan ke rumah sakit saat akan diperiksa KPK.

Nunun dua kali dirawat di rumah sakit selama masa penahanannya di Rutan Pondok Bambu. Sebelumnya Nunun sempat dirawat di Rumah Sakit Polri Kramat Jati karena tiba-tiba jatuh sakit saat menjalani pemeriksaan sebagai tersangka di KPK.

Dokter yang merawat Nunun di RS Polri menyebut Nunun hanya menderita demensia ringan. Demensia adalah penurunan memori pada otak. Penurunan fungsi otak terjadi karena Nunun pernah mengalami stroke pada 2009.

Selain demensia, menurut Kepala Rumah Sakit Polri Budi Siswanto, Nunun mengalami beberapa gangguan ringan, seperti vertigo dan tekanan darah yang labil. Hal itu, kata Budi, karena tingkat kecemasan Nunun yang tinggi.

RS Polri akhirnya merekomendasikan kepada KPK menjemput Nunun. Alhasil, KPK pun mengembalikan Nunun ke penjara Pondok Bambu. (lihat: Nunun Sehat dan Layak Diperiksa)

Sebelumnya dokter pribadi Nunun Andreas Harry menuturkan bahwa pasiennya sakit lupa berat akibat penyakit stroke yang menyerangnya pada 2009. (Berbagai Versi Penyakit Nunun).

Ketua KPK Abraham Samad mengatakan bahwa hasil pemeriksaan tersangka cek pelawat Nunun Nurbaetie kemarin telah memberi harapan baru pengungkapan kasus itu. Bahkan Abraham mengatakan, keterangan Nunun itu memberi petunjuk siapa aktor intelektual dalam kasus cek pelawat.

Dia juga mengatakan sejumlah orang yang disebut-sebut Nunun dalam pemeriksaan itu akan segera dipanggil untuk dimintai keterangan. "Orang-orang ini untuk sementara masih dirahasiakan, nanti dia bisa lari," kata Abraham.

Adapun nama-nama aktor cek pelawat itu, Mulyaharja enggan mengatakannya. Justru dia menyarankan agar bertanya langsung ke KPK.

Stumble
Delicious
Technorati
Twitter
Digg
Facebook
Reddit
 

Info Bisnis Indonesia Copyright © 2009 Info Bisnis Indonesia is Designed by Iklan Baris Gratis - bisnis pulsa gratis