Nunun Nurbaetie akhirnya membeberkan peran mantan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Miranda Swaray Goeltom dalam pemberian cek pelawat. Kepada penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi, Nunun yang menjadi tersanga kasus suap cek pelawat pemilihan itu mengaku bertemu Miranda beberapa hari menjelang pemilihan.
Dalam pertemuan itu, menurut Nunun, Miranda pernah meminta bantuan untuk memenangkan Pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia pada 2004 lalu. Dan hasilnya, Miranda pun kemudian terpilih sebagai pemenang.
"Ibu (Nunun) hanya memberikan keterangan kalau sebelum pemilihan Deputi Gubernur Bank Indonesia, MG pernah minta ibu NN (Nunun) agar diperkenalkan dengan anggota DPR untuk tujuan pemilihan DGBI tahun 2004," kata Mulyaharja, pengacara Nunun kepada Tempo, Rabu, 28 Desember 2011.
Pada saat pertemuan di antara keduanya itu yang digelar sebelum pemilihan, kata Mulyaharja, Miranda yang datang menemui Nunun di tempatnya. Namun Mulyaharja enggan membeberkan dimana pertemuan dan apa saja isinya. "Tanya saja kepada KPK," ujarnya.
Menurut Mulyaraharja, saat diperiksa Selasa kemarin, Nunun juga mengaku sangat mengenal Miranda. "Jadi hanya itu, keterangan lebih lanjut belum ada," katanya.
Pada pemeriksaan Selasa lalu yang ketiga kalinya, Nunun dicecar 19 pertanyaan oleh penyidik KPK. Total 40 pertanyaan telah diberikan penyidik selama tiga kali pemeriksaan Nunun pada 10, 12 dan 27 Desember 2011. (Lihat: Keterangan Nunun Singkap Aktor Cek Pelawat).
Nunun Nurbaetie merupakan tersangka kasus cek perjalanan pemilihan Deputi Senior Bank Indonesia. Pemilihan ini dimenangi Miranda Swaray Goeltom. Nunun diduga berperan menyebarkan cek sebanyak 480 lembar senilai Rp 24 miliar kepada puluhan anggota DPR periode 1999-2004. Sebagian anggota DPR ini sudah dijatuhi hukuman pidana oleh pengadilan.
Nunun ditangkap kepolisian Thailand di salah satu rumah kontrakan di Bangkok. Nunun dibawa pulang ke Jakarta dan sempat menghuni salah satu sel di Rumah Tahanan Pondok Bambu, Nunun dilarikan ke rumah sakit saat akan diperiksa KPK.
Nunun dua kali dirawat di rumah sakit selama masa penahanannya di Rutan Pondok Bambu. Sebelumnya Nunun sempat dirawat di Rumah Sakit Polri Kramat Jati karena tiba-tiba jatuh sakit saat menjalani pemeriksaan sebagai tersangka di KPK.
Dokter yang merawat Nunun di RS Polri menyebut Nunun hanya menderita demensia ringan. Demensia adalah penurunan memori pada otak. Penurunan fungsi otak terjadi karena Nunun pernah mengalami stroke pada 2009.
Selain demensia, menurut Kepala Rumah Sakit Polri Budi Siswanto, Nunun mengalami beberapa gangguan ringan, seperti vertigo dan tekanan darah yang labil. Hal itu, kata Budi, karena tingkat kecemasan Nunun yang tinggi.
RS Polri akhirnya merekomendasikan kepada KPK menjemput Nunun. Alhasil, KPK pun mengembalikan Nunun ke penjara Pondok Bambu. (lihat: Nunun Sehat dan Layak Diperiksa)
Sebelumnya dokter pribadi Nunun Andreas Harry menuturkan bahwa pasiennya sakit lupa berat akibat penyakit stroke yang menyerangnya pada 2009. (Berbagai Versi Penyakit Nunun).
Ketua KPK Abraham Samad mengatakan bahwa hasil pemeriksaan tersangka cek pelawat Nunun Nurbaetie kemarin telah memberi harapan baru pengungkapan kasus itu. Bahkan Abraham mengatakan, keterangan Nunun itu memberi petunjuk siapa aktor intelektual dalam kasus cek pelawat.
Dia juga mengatakan sejumlah orang yang disebut-sebut Nunun dalam pemeriksaan itu akan segera dipanggil untuk dimintai keterangan. "Orang-orang ini untuk sementara masih dirahasiakan, nanti dia bisa lari," kata Abraham.
Adapun nama-nama aktor cek pelawat itu, Mulyaharja enggan mengatakannya. Justru dia menyarankan agar bertanya langsung ke KPK.
Browse: Home > Nunun Akhirnya Buka Kartu Miranda
0 Comments:
Posting Komentar