Inflasi Kerek Emas
Logam mulia menuju US$1.800
JAKARTA. Harga emas masih dalam tren bullish pekan ini dan berpotensi ke level US$1.800 per troy ounce seiring dengan kecemasan potensi inflasi akibat tingginya harga minyak dan guyuran dana segar beberapa bank sentral dunia.
“Hasil survei emas Kitco mayoritas memprediksi emas akan naik,” ujar Suluh Wicaksono, Kepala Riset Askap Futures, merujuk pada perusahaan jual beli logam mulia asal Kanada.
Sebanyak 79% dari 24 responden menyatakan harganaik, 13% bilang turun, dan 8% mengatakan tetap.
Fundamen positif, kata Suluh, diharapkan mendongkrak harga emas minggu ini, seperti ketegangan Iran dengan Barat yang berpotensi mengganggu pasokan minyak dari Timur Tengah.
Meskipun begitu, tetap ada kerikil kecil yang patut diperhatikan, yakni mem-baiknya data ekonomi AS.
Suluh mengatakan jika level US$1.800 tersentuh, emas akan menguji level resisten, investor cenderung melakukan aksi jual, pada US$1.815 per troy ounce. Ada- pun, level support atau harga cenderung naik saat mendekati US$1.730 per troy ounce.
Sementara itu, kepemilikan emas dalam produk yang diperdagangkan di bur sayang didukung oleh logam naik ke rekor seiring kekhawatiran bahwa stimulus keuangan pemerintah akan memacu inflasi.
Data Bloomberg menunjukkan kepemilikan naik 0,2% menjadi 2.396,9 ton pada akhir pekan lalu. Level tertinggi sepanjang masa sebelumnya adalah 2.392,98 ton yang dicapai pada 13 Desember.
Akhir pekan lalu emas berjangka naik ke level tertinggi 3 bulan pada US$1.789,50 per troy ounce.
Lonjakan biaya energi dan pangan mendorong kekhawatiran bahwa inflasi akan lebih cepat. Harga minyak mentah mendekati US$110 per barel di New York di tengah meningkatnya ketegangan global dengan Iran. Harga pangan di AS juga naik, seperti daging sapi eceran yang mencapai rekor pada Januari.
Di sisi lain, Bank Sentral Eropa kemungkinan membagikan 470 miliar euro (US$629) dalam 3 tahun kepada bank di tengah ancaman gagal bayar negara di kawasan itu. Di AS, Federal Reserve kemungkinan melakukan pembelian obligasi tambahan untuk memacu perekonomian.
John Paulson, manajer hedge fund yang sedang memulihkan diri dari rekor kerugian pada 2011, mengatakan kepada investor bahwa lembaga investasi Gold Fund miliknya akan jadi andalan, mengungguli penggunaan strategi lain selama 5 tahun.
Lindung nilai
Menurut sumber Bloomberg yang menolak disebutnamanya, pada pertemuan dalam Club Metropolitan di New York Jumat lalu miliarder tersebut mengatakan logam adalah lindung nilai terbaik terhadap kemerosotan nilai mata uang seiring upaya negara menyuntikkan uang ke ekonomi mereka.
Paulson juga mengatakan bahwa emas sebagai lindung nilai terhadap mata uang euro, seiring dengan kemungkinan perpecahan, dan akhirnya peningkatan inflasi.
Pengelola investasi itu mengatakan kepada klien bahwa dananya sendiri sebesar 55% berada pada Gold Fund yang memiliki aset US$1,2 miliar.
Dana lembaga itu, yang digunakan untuk membeli emasderivatif dan jenis lain-nya yang berhubungan dengan sekuritas, menurun 11% tahun lalu setelah harga logam mulia merosot 14% dalam empat bulan terakhir.
0 Comments:
Posting Komentar