Jika manusia bisa bertahan dari kekeringan 90 tahun dan konsekuensi menakutkan perubahan iklim, maka takdir Bumi hanya satu. Seperti apa nasib Bumi?
Jika obat antitua pun berhasil dikembangkan dan membuat manusia bisa hidup miliaran tahun, maka pada akhirnya Bumi akan terpanggang bersama penghuninya. Saat matahari masuk fase raksasa merah, Bumi otomatis akan terpanggang dan menguap.
Ada satu lagi kemungkinan alami lainnya, kesempatannya sekitar 1:100.000. Yakni, di saat matahari mulai kehilangan massanya, maka gravitasi yang ‘mencengkeram’ planet hunian manusia ini pun turut menghilang.
Alhasil, Bumi akan hilang di luar angkasa menjadi planet tak bermatahari yang bergerak tanpa tujuan di malam gelap dan dingin. Saat itu juga, manusia yang ada akan membeku.
Menurut penulis sains senior Robert Roy Britt, terdapat beberapa ide cemerlang menjaga agar spesies manusia terus ada.
Termasuk, pindah ke Mars atau planet lain saat manusia berhasil mengembangkan teknologi yang tepat untuk itu. Atau, secara teori, manusia bisa ‘menarik’ sebuah asteroid dan menggunakan gravitasinya untuk mendorong Bumi ke lingkar orbit yang lebih jauh dari matahari.
Menurut penulis senior ini, bulan tak bisa diharapkan. Pasalnya, di masa depan nanti, perhitungan menunjukkan, bulan akan hancur dengan sendirinya sebelum Bumi menguap.
0 Comments:
Posting Komentar