Wakil Ketua Komisi VI DPR RI, Aria Bima, menilai, rencana Menteri Perindustrian menerbitkan kebijakan mobil murah dan ramah lingkungan berpotensi menjegal mobil nasional, termasuk Kiat Esemka. Menurut Aria, kebijakan ini akan memberikan insentif bagi produsen mobil besar anggota Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) untuk memproduksi mobil berkapasitas mesin antara 1000 - 1.200 cc.
Kapasitas ini di bawah mobil Kiat Esemka yang bermesin 1.500 cc, yang belakangan ramai diharapkan masyarakat bisa menjadi embrio mobil nasional (Mobnas). Aria berpendapat, jika kebijakan 'low cost and green car' (LCGR) ini diteruskan, itu sama saja menghadap-hadapkan embrio mobnas seperti Kiat Esemka, Gea, Tawon, dengan raksasa-raksasa industri otomotif dunia.
"Pemerintah mestinya memprioritaskan regulasi yang memihak merek Mobnas, sehingga bisa dijual murah dan tak kalah bersaing dengan mobil produksi Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) asing yang sudah menguasai hampir seratus persen pasar mobil Indonesia," ujarnya.
Dikatakannya, insentif mestinya diberikan kepada industri mobnas yang masih lemah dan tertatih-tatih dan bukannya malah untuk raksasa industri mobil multinasional. Seperti diberitakan berbagai media, Menteri Perindustrian (Menperin) MS Hidayat pekan lalu menyatakan, regulasi mobil murah akan segera diterbitkan dalam waktu dekat.
Beleid ini, menurutnya, kini sudah masuk Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dan tinggal menunggu persetujuan. Regulasi antara lain akan memberi insentif keringanan pajak pertambahan nilai (PPN) dan pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM).
Browse: Home > Kiat Esemka Bakal Terjegal Regulasi Mobil Murah
0 Comments:
Posting Komentar